Bismillahirrahmanirrahim..
Siang kemarin, aku masih di kampus, ibu sms…
Ibu [Fil, kamu lagi ujian apa ora, ibu ditemeni ke tmp embah. Lik idar kecelakaan]
Aku [ Aku bali jam 12an.. neng umah apa rumah sakit? Arep mangkat jam pira?parah ora?]
Aku pikir cuma kecelakaan ringan.
Ibu [Fil kalo ujian ya gak usah ikut, tapi kalo tdk ada ujian ya ayu tak jak]
Aku [G ad ujian.bntr lg plg]
Ibu [Cpetn y plngny. Kasian sopirnya nunggu lma]
Ibu calling…
Kenapa cuma kecelakaan ringan harus buru-buru? Aku mulai mikir.
Akhirnya, lagi rapat penentuan DPM aku ijin pulang. Ngebut. Sampe rumah, ibu pake baju item. Sial. Tapi aku berterima kasih, kalau aku diberitahu kabar yang sebenarnya, aku nggak akan bisa pulang sendiri.
Aku tanya, memastikan. Ternyata bener. Lik Idar meninggal.
Aku tanya lagi. Apa Bapak udah dikabarin. Udah. Dengan perlahan.
Ibu [Bapak, lik Idar kecelakaan, kayaknya serius]
Ibu cari informasi lagi. Ke adiknya Bapak.
Ibu [Bapak, kok orang-orang pada nangis. Katanya dibawa pulang pake ambulans]
Bapak diam. Tanpa suara. Akhirnya beliau langsung nelepon ke Pak Dori. Adiknya langsung. Lik Idar itu adik bungsu Bapak.
Kata Pak Dori, Bapak nangis, lama….
Bapak telepon ke kantor, pinjam mobil dan sopir karena mobil dan sopir yang biasa di rumah lagi pergi ke Jakarta. Kami berangkat ke Cilacap.
Sampai di Cilacap, jenazah sudah ada di depan rumah, lagi baca doa dan sambutan-sambutan.
Sambutan yang tanpa tepuk tangan. Sambutan yang diiringi air mata.
Aku-Ibu nangis, begitu sampe di pelukan erat Embah yang kehilangan putri bungsunya. Semua sedih. Putranya tergolek lemas. Orang baik dia. Sangat.
Orang-orang banyak datang. Dari Departemen Pendidikan. Dari Desa. Teman-teman Bapak. Keluarga Ibu.
Embah mendekap erat Pak Taufik, teman naik gunung Bapak, menggantikan jauhnya jarak Cilacap-Kedah.
Lagi-lagi Bapak menangis waktu teleponan sama suami Lik Idar. Seumur-umur aku nggak ingat pernah liat Bapak nangis. Semua itu wajar, di saat seperti ini, dia sedang berada di tempat yang jauh. Ada luka di hatinya.
Semua kejadian itu sudah terjadi, tidak ada yang bisa memutar waktu.
Wangi bunga mawar
Menyebar di penjuru ruang
Suatu keheningan tanpa senyum
Air mata menitik deras, dari hati
Terluka kehilangan yang tercinta
Dia telah pergi
Meninggalkan kenangan manis di tiap pojok rumah
Meninggalkan kebaikan di hati tiap orang
Wahai pahlawan tanpa tanda jasa
Aku menangis
Tapi aku hanya bisa berdoa
Semoga darahmu menjadi saksi perjuanganmu
Aku sadar
Seandainya bisa
Tiap orang akan memundurkan usianya
Tapi tidak, karena Allah maha tahu
23 Desember 2008
In memoriam
Daryati
Kami ikhlas kau mendahului kami
Carikan jalan untuk kami
[ph, dalam tetes air mata]
semoga engkau syahid…
mereka tak dapat menundanya walau sesaat
atau mempercepatnya.” [QS. Al-A’raf:34]
turut bduka cita ya, moga arwah beliau dterima disisiNya, amiin
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un..Semoga beliau mdpt tempat mulia di sisi-Nya
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un..
Rangkaian doa bgitu indah,trimakasih smua..
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…Semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah…
Inna lillaahi wa inna ilaihi rooji’uun…
afwan Ukhti…ini maksudnya bagaimana, ya…Kami ikhlas kau mendahului kamiCarikan jalan untuk kami*mencoba memahami artinya*
kami turut berduka cita…semoga mendapatkan tempat yg terbaik di sisi Alloh S.w.t amin
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
terima kasih banyak…
amin… jazakillah mbak…
jazakillah, amiin
jazakillah Ukht..mungkin begini: Sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam “Salam atasmu wahai penghuni kubur, dan semoga Allah memberi keampunan bagi kami dan bagi kamu. Kamu adalah perintis bagi kami, dan kami menjadi pengikut yang menuruti jejakmu.” [HR Turmudzi]mohon maaf kalau keliru dan tidak sesuai..
jazakillah dek nisa, doanya sangaat berarti…
jazakallah Mas… amin Ya Rabbal ‘alamin…
jazakillah..
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un..ikut berduka ya pillie..
turut berdukasemoga amal ibadahnya di terima Allah SWTyang tabah ya…
Mas yudi n mb. Len, mkasi y.. Smua msh kyk mimpi…
semoga Alloh menerima amal ibadahnya….
amiiin…. ^^
innalillahi wa inna ilaihi raji’un..sing sabar yaaa..
kesuwun mbak weeen…