Tahu lagu itu kan? Entah kenapa kemaren bibir ini melantunkannya. *cuma reff* Tapi bukan karena ada perasaan cinta *yang seperti sedang dialami sahabat dekatku, aku nggak ngerti nanggepinnya* yang fitrah itu…
dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam : “Apabila Allah Ta’ala mencintai hamba, maka Jibril mengumandangkan, “Sesungguhnya Allah sedang mencintai si fulan, maka cintailah dia. Lalu penghuni langitpun mencintainya, baru kemudian diterima oleh penghuni bumi.” [HR Imam Bukhari dan Muslim]
Jujur, saat seseorang curhat ke aku, tentang cowok, aku ngga bisa terlalu banyak berkomentar. Untuk orang awam, hal seperti ini butuh proses yang panjang. Mungkin ada yang pernah punya pengalaman menjelaskan?
Jauh dari jatuh cinta berkepanjangan, buatku proses yang berliku. SMP dengan kelas seluruhnya perempuan membuatku nyaris ‘dingin’ pada laki-laki. Mungkin sudah pernah kuceritakan, bagaimana seorang kakak pramuka yang juga kakak ROHIS menanyaiku, “Apa kamu selalu gitu sama laki-laki?”
Yang aku rasakan dulu adalah, laki-laki harus dihindari. Butuh proses loh, 3 tahun hampir tidak berakrab2 dengan laki-laki, tiba-tiba masuk sekolah negeri yang separoh penduduknya laki-laki. Tapi semua itu agak mencair, meski pernah juga tersendat karena sifatku yang ceplas-ceplos.
Jatuh cinta itu seperti apa? Aku bertanya ke seorang temanku waktu kelas XII, dia menjawab, cinta itu meski pasanganmu jelek, ada kekurangan, kamu tetap suka. Ya, sejak saat itulah aku mulai memilah mana perasaan cinta, suka, sayang, dan kagum.
Abu Abdullah an-Nasaj ra, mengatakan, “Setiap amal yang tidak disertai cinta kepada Allah SWT, tidak bisa diterima.”
Mungkin masih terlalu dini buatku menamakan hal-hal yang sudah kulakukan sebagai cinta yang sebenar-benarnya. Tapi aku berusaha. Amalanku mungkin masih setinggi pohon tauge dibandingkan dengan orang-orang yang kukenal, tapi aku yakin Allah menilai proses.
Ini adalah syair yang aku ambil dari buku Cinta dalam Pandangan Islam, di halaman terdepan kutulis: Oktober 2004, gara-gara cinta… hmm.. siapa? Dasar anak kecil.
Kamilah orang yang telah mengangkat pedang
untuk meninggikan nama-Mu
di atas gugusan bintang yang berkilau
Kami menjadi gunung di antara rentetan gunung,
kami pun menjadi gelora ombak
saat kami mengarungi lautan
Kami telah mengumandangkan adzan
di tempat ibadah bangsa Eropa
sebelum orang lain mampu menaklukkannya
Seluruh dataran Afrika
tidak mungkin melupakan bahwa kami pernah sujud
di bentangan padang pasir mereka,
Kami sujud di sana
saat buminya menyemburkan api yang membara
Kami sandang pedang di dada kami,
Kami tidak melupakan saat kami mampu
memperdayai orang-orang yang sombong
Berteduh di bayangan pedang
laksana bernaung di bawah kebun yang indah
dengan taburan semerbak wangi bunga
Kami tidak gentar menghadapi raja
yang memerangi kami
walaupun ranjau kematian mengintai kami
Kami berteriak dengan lantang,
bahwa tidak ada tuhan, kecuali yang telah
menciptakan alam dan menentukan takdir
Kami tengadahkan kepala kami, wahai Tuhan
kami bentangkan telapak tangan kami
mengharap pahala-Mu yang berlipat ganda
dan memohon untuk berdampingan di sisi-Mu
(Muhammad Iqbal)
Flotilla to Gaza – 28 Mei 2010
Mereka yang sedang berjuang di jalan Allah
Diah suka karya muhammad iqbal…javid namah…hakikat cinta..hmm…klopun cinta dengan lawan jenis itu tumbuh, aku tidak akan mengakuinya..hingga ia menjadi yang halal bagiku..walaupun orang yang kucinta tlah menyatakan perasaannya..aku tetap diam, tak bergeming..karna cinta itu hanya untuk yang halal dicinta..bukan untuk diobral..cinta memang fitrah..oleh karna itu jagalah kefitrahannya..jangan campur cinta dengan hawa nafsu…*mabok cinta nih, gara2 Uphiel TP2..:))*
itu syairnya Muhamad Iqbal juga? baguuussssss!!! iya betul betul betul*kasi susu, buat antidotum, wekekew*
bukan tau..itu karya Diah..:))bahasanyah Muhammad Iqbal bukan gitu kalee..
HUAHAHAHA….aku tadi baca ulang lagi sebelum mba di komen balas, dan menyadarinya… *PLAK tapi aku suka.. yang bagiannn ini nih.. *ku quote dulu
INI KEREN ;P
aku tidak begitu tau cinta itu yang seperti apa, yang aku tau dan yang aku ingin adalah ridho dari-Nya. so, jika pun aku harus mengalami cinta atau merasakan perasaan cinta, semoga cinta itu selalu mendekatkanku kepada-Nya.. karena bagiku cukup Allah dan Allah saja.. aku lebih ingin mendapatkan cinta-NYa.. ^^
hag hag hag
keselek Om?:))
lagune sapa, Ber?
aamiin Ya Rabbal ‘Alamin…. semoga bisa merasakan sebenar-benarnya cinta
hueg hueg hueg
pakein Hemlich manuver… kayaknya nelen durian
apanyah yang keren neng?
ora ngerti.. hehehe
dening nyanyinyanyi?
keren aja bahasanya… suka, ga boleh? nih kubayar
ya kan tau krungu…
hmm
dirimu salah quote kaya’nyah..coba diliat..:p
iiih… ko bisa siih… *mojok sambil garuk2 tanah*
ini kan bahasa penyaiiiirrr
kirain mojok sambil ngacak2 sampah..:))
aku ga ambil kerjaanmu mba
komen liya dong.. sing aja OOT
cinta.. aku pun tak mengerti makhluk apa dia :))
Cinta makan. Hehe..
Malu ya dg syair iqbal
cie…..cie…bisa memilah manaa cinta, sayang dan kagum…
ihieee..
nggak ikut-ikuuuuttt
iyaaaa, ckck
kayaknya sih… hahaha~
kayak apa?!? hehehe
aaaddaaa deehhh…. itu kan cuma pemikiranku, kali aja beda ;P
hwhwhwhw
makan buah, misal semangka 😛
mba ai banget dong..
iyaatp kalo aku makan semangka = aku makan ai kah? heuheu
Bahas cinta?Ngaburr ahh :D*lagu reza artamevia hay.
hihi.. dih mba liese ga pernah ol ym
wah mata tuaku hampi ga bisa baca tulisan postinganmu yg berlatar hitam dengan font kelabu putih bgt.jadnya seperti mengeja . mirip anak SD ^^
kasian pak zy.. hehe, udah pake kacamata pak?
belum sih. cuma memang perpaduan latar sama warna font nya membuat huruf2 spt bling bling . mataku jadi ikut berpendar pendar 😀
waah… kata-katanya…… cintai diriku, seperti aku mencintai mu…. weezzz.. keren…….. 😀
kan laguuuu yutt.. hwhw