Mati

Bismillahirrahmanirrahim..

Minggu ini diingatkan lagi tentang kematian. Bapak dari dosen pembimbingku, kakak temanku yang juga kakak angkatan dikabarkan meninggal juga. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Terus aku mulai teringat ke Eyang kakung, almarhum. Sedang apakah ia?

Kalau sudah membayangkan mati, pasti air mata berlomba mengucur dari kelenjar air mata. Tak terbendung. Bayangkan saja, ketika nyawa tak dikandung badan, kita akan menjalani proses sebagai penghuni kubur. Bagaimana dosa kita?

Pas nonton KickAndy kemarin jumat, tentang mati suri. Yang pertama, cerita, mirip kayak yang ada di Al-Quran juga. Intinya pas ia *lepas* ia bisa ngeliat dirinya sendiri, tapi langsung pergi dibawa 2 orang laki-laki berpakaian ihram. Didudukkan di kursi yang sangaat empuk. Lalu ditanya pertanyaan, seperti yang sudah kita pelajari.

1. Siapa Tuhanmu? Allah SWT
2. Siapa Nabimu? Muhammad SAW
3. Apa Agamamu? Islam
4. Siapa Imammu? Al-Quran
5. Dimana Kiblatmu? Ka’bah
6. Siapa Saudaramu? Muslimin dan Muslimat

Lalu ia ditemani amal, berkeliling. Yang dilihat tampaknya neraka, ada yang bau busuuuk sekali, ada yang dipukul sampai kulitnya terpisah dari daging. Pezina, jarang shalat, dll. Tapi kemudian ia disuruh kembali. Maka ia tersadar dan kembali sehat.

Dari Auf bin Malik ia berkata: Saya telah mendengar Rasulullah SAW – setelah selesai shalat jenazah bersabda,”Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka.” (HR Muslim).

si pencuri bintang