Sherlockian Kacaw

yang penting untuk seorang sherlockian, ialah mengingat-ingat kasus yang pernah dibaca, atau, setia pada satu penerbit untuk dikoleksi

— Filly UK/Haya Najma (@filly_uk) August 30, 2013

Bismillahirrahmanirrahim

Jadi, ceritanya pas di Semarang kemarin aku mampir ke Gramedia *anak gaul gramed ceritanya. Aku beli 1 buku Sherlock Holmes yang bisa dibilang baru terbit. Baru terbit di sini karena terbitan penerbit anyar ya. Penerbit SH yang sekarang aku pilih untuk dibeli bukunya karena sesuai sama aku.

Udah aku liatin casenya, berharap aku benar bahwa buku yang mencakup beberapa kasus ini berisi kasus-kasus yang belum pernah kubaca. Udah seru banget kan tuh? Nah pas kemaren baca, ternyata satu kasus pertama udah punya bukunya dan udah kubaca -_-” alamaaaak. Kebobolan.

Jadi quote di atas adalah hasil kesimpulan bodoh sang pengumpul buku SH.

I’m Sherlockian, Now

Bismillahirrahmanirrahim..

Hai. Selamat malam ahad. 😀 Ngapain aja? Agendaku adalah berburu Sherlock.

Aku suka Detektif Conan udah lamaa banget, dari sana sering aku baca tentang Sherlock Holmes, Sir Conan Arthur Doyle, Agatha Cristie, Poirot, dll. Sebelumnya aku menutup mata dan nggak ingin memikirkan selain Detektif Conan. Pun waktu aku lihat di lemari buku sepupuku yang juga pecinta Conan, di mana di sana banyak juga terdapat novel Arthur Conan.

Belum tertarik. Bahkan cenderung menarik diri karena malas membaca, pasti itu buku yang sangat membosankan sementara aku harus berpikir keras membacanya. Ehem. Kejelekanku yang ini harus aku rubah. Karena seringkali aku termakan kemalasanku sendiri.

Aku punya genre favorit, tapi juga punya beberapa buku dengan genre yang awalnya tidak kusukai, atau biasa saja. Atau buku-buku pilihan adikku (lebih suka terjemahan–dulu aku sangat nggak suka terjemahan) atau pilihan ibuku atau bapakku.

Kalau kemauan membacaku sedang di titik nadir, alias malas luar biasa, atau dikalahkan rasa bersalah karena seharusnya baca buku penunjang pelajaran, maka aku akan break membaca. Untuk mengembalikannya lumayan susah, karena harus ada trigger yang baik. Biasanya aku mulai membaca buku yang sama sekali bukan genre-ku, atau buku yang terhenti di tengah jalan karena bosan, atau buku yang sama sekali belum terbaca. Dan itu asyik!

Kesukaanku pada Sherlock Holmes yang sedang membuncah dan diwarnai bibit-bibit cinta ini mulai setelah menonton film-nya, yang kedua. Analisisnya bener-bener bikin aku jatuh hati. Dan aku stop di filmnya. Aku tahu ada seriesnya, tapi belum tertarik karena sudah terlalu suka dengan cast pada film. Tapi, belakangan aku menonton seriesnya.. dan argh, aku kembali terjedot! Aku juga jatuh hati pada cast series ini. Dan lebih lagi, karena kemudaannya, kegesitannya, dan mimik yang begitu pintar dimainkan oleh Benedict. O, aku juga suka Watson tentu. Dan aku sangat sebal pada Moriarty.

Aku mulai. Saat aku suka pada sesuatu aku akan mulai mencari-cari apa yang berkaitan dengannya. Menemukan web Sherlockian. Berniat menambah koleksi novelnya, karena ternyata sudah banyak penerbit yang menerbitkan serial SH ini. Mencari OST. Mencari gambar SH chibi. Biasa. Dan aku belum bisa move on. DP BBku selama beberapa hari ini masih tentang Sherlock.

Dan tadi aku ke Gramedia untuk mencari novel SH cover baru yang katanya baru terbit dari gramedia, tapi nihil. Akhirnya aku beli begining-nya. Karena aku sempat patah hati pada akhir serial tv SH di season 2, SH meninggal di episode Reichenbach Fall. Aku mencari-cari kemungkinan apa yang dilakukan SH untuk memalsukan kematiannya, benar saja, dia hanya pura-pura mati. Watson begitu menyedihkan waktu bercerita pada psikiaternya. Hiks.

Ah, aku harus menghentikannya. Setiap aku mulai berbicara tentang SH, sekarang, aku akan berpanjang2 bercerita. hahaha. Padahal masih banyak misteri yang belum aku baca.

Jadi, siapa di antara kalian yang juga Sherlockian? Seandainya bisa, aku pengen pinjam otak Arthur untuk membuat novel yang SANGAT BAGUS ini.

Sherlock Begins

Sherlock Begins