Sabar Nape??

Bismillahirrahmanirrahim….

Kemarin, hari ini, migrain kembali bertamu. Biasaaa… tiap bulan dia insyaAllah berkunjung kalau tak ada halangan, hihi. Serba salah juga sih, ngusirnya. Tidur, nggak pergi juga. Ngenet, nggak pergi juga. Nah, salah satu yang mengurangi, kopi nih. Jadi sekarang, kopi nggak akan sering-sering aku minum, kecuali kalau si Mr. M ini datang.

Sebelum aku menyeduh kopi yang sekarang sudah habis ini. Sakit sekali rasanya. Tentu, sudah berkali-kali kutanamkan, jangan mengeluh, nanti nggak jadi pahala. Tapi bener-bener butuh proses. Kayaknya harus kuplester deh mulutku. Makanya kalau mulut udah nyeplos “Sakiiit” buru-buru aku guyur pake istigfar. Jarang-jarang kan, dikasih kesempatan buat ngilangin dosa.

Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah. (HR. Bukhari) *belajar sabar mulai dari awaaal*

Kalau soal menahan keluhan, adekku lebih jago. Dia lebih suka diem daripada berkoar-koar. Makanya kadang susah tahu kalau dia lagi sakit, ibu yang paling tau. Tiba-tiba dia udah ngerungkel aja, tidur nggak bangun-bangun. Hihi, apalagi, ibu paling sebel kalo aku ngeluh, ngeluh doang, nggak berusaha sendiri ngobatin. Makanya, sekarang aku jarang ngeluh ama si ibung, cuma yang namanya ibu pasti tau lah… Kalo aku udah mulai bau-bau minyak kayu putih, jalan kayak pinguin, ditanyain juga deh.

Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan). (HR. Ath-Thabrani) *belajar ga koar-koar lagi*